Resensi Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia Karya Agus Noor
1. Identitas Buku
Judul: Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia
Penulis: Agus Noor
Penerbit: Bentang
Terbit: cetakan ke-1, 2010
Tebal: + 168 halaman
2. Resensis Buku
Buku ini menghimpun puncak-puncak prosa Agus Noor. Beberapa termaktub dalam cerpen pilihan Kompas dam Pena Kencana. Eksplorasinya dalam bercerita membuat setiap kisah yang ditulisnya menjadi penuh pukau. Cinta, sensualitas, sampai memori kekejaman politik dan religiositas, terasa subtil dalam bahasanya yang puitis dan sering kali mengejutkan. Sepilihan karya ini memperlihatkan rentang panjang proses kreatif Agus Noor sebagai salah satu cerpenis penting dalam khazanah sastra kontemporer Indonesia yang terus menerus melakukan penjelajahan gaya dan tema.
Agus Noor merupakan salah satu sastrawan Indonesia kelahiran Tegal, 26 Juni 1968. Ia telah menciptakan banyak karya seperti puisi, prosa dan cerpen. Tidak hanya itu, beliau juga sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan atas karyanya.
“Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia” merupakan salah satu karya cerita pendek yang berisi tentang cinta, kepedihan, dan beberapa cerita lain yang relate dengan kehidupan.
Cerpen berjudul Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia isinya penuh dengan penjabaran senja, mulai dari digambarkannya senja yang merah merekah di cakrawala, semburat jingga di angkasa dan pendaran kilau keemasan yang mempesona. Sama seperti cerpen karya Seno Gumira Adjidarama (Dalam 2 karya Seno Gumira Kitab Omong Kosong dan Sepotong Senja untuk Pacarku Seno begitu piawai menggambarkan senja). Selain itu, tentu saja menceritakan bibir yang belum dapat terima sebagai bibir yg benar-benar paling indah di dunia. Tidak seperi dua tokoh utamanya Maneka dan Alina yang begitu terpesona keindahan bibir yang dikirimkan Sukab tersebut, saya justru berpikir apa indahnya bibir paling indah didunia akan tetapi hanya bibir yang di potong dan dikirimkan sukab pada Maneka tanpa diketahui Maneka bibir siapakah itu. Jika di kaitkan dengan cerpen Seno Gumira Adjidarma, dalam dua karyanya memanglah Alina dan Maneka menajadi tokoh utamanya. Masing-masing Alina di Cerpen Sepotong Senja Untuk Pacarku dan Maneka yang menajdi tokoh wanita berwajah kuda di punggungnya dalam Kitab Omong Kosong. Akhir cerita ternyata memang disebutkan oleh Agus Noor bahwa cerpen ini memanglah untuk Seno Gumira Adjidarma.
“Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia” merupakan salah satu karya cerita pendek yang berisi tentang cinta, kepedihan, dan beberapa cerita lain yang relate dengan kehidupan.
Mantap Epak🤗
BalasHapusMantap epak💪
BalasHapusUlasan cerpennya bagus.. dipersingkat atau diperpendek, namun tidak menghilangkan inti dan makna ceritanya sendiri 👍
BalasHapusBagus.. tingkatkan
Sangat bagus cerpennya enu,sukses terus kedepannya♀️
BalasHapus