Review Buku Penggali Sumur

Riview buku kumpulan cerpen Penggali Sumur
1. identitas buku 
  • status: selesai 
  •  kategori cerita: review
  •  judul karya: Penggali Sumur
  •  penulis: Selo Lamatapo 
  •  Penerbit: penerbit Ikan Paus, Jln. Arus Tanjung, Lamalera Flores, NTT-Indonesia 
  • Tahun terbit: 2021 
2. Ringkasan Buku 
Buku penggali sumur merupakan buku yang berisi kumpulan cerpen karya Selo Lamatapo. Buku berisi 15 cerita pendek ini secara umum memotret kehidupan masyarakat desa serta mengangkat kisah orang-orang kecil dan melukiskan perjuangan orang-orang lemah, serta menceritakan kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Diceritakan di sini mula-mula hanya digali satu sumur sedalam 16 meter oleh tokoh Om Banus atas permintaan satu keluarga. Sumur tersebut dapat digunakan oleh seluruh warga desa, sumur ini kemudian menjadi tempat pertemuan orang-orang yang hendak mandi, atau mengambil air serta menjadi tempat pertemuan anak-anak yang hendak bermain.  Dalam waktu beberapa tahun, penduduk desa semakin bertambah banyak akhirnya desa itu diperluas menjadi empat dusun, yang terdiri dari satu dusun lama yang merupakan desa lama dan tiga dusun baru. Buku ini bercerita tentang bagaimana relasi manusia dengan manusia lainya, manusia dengan alam, manusia dengan dirinya sendiri dan mnusia denga Tuhan.  Aspek keseharian yang dicirikan secara amat kuat oleh interaksi sosial tentang pergulatan hidup yang tampak umum dan biasa pada kebanyakan orang , seperti kelahiran, perkawinan, rumah tangga, perantauan, santet, konflik, kematian dan sebagainya. Misalnya, dalam cerpen “penggali sumur”, percakapan tentang hal menggali antara tokoh Om Banus dan anak-anak dalam diri tokoh ‘aku’, kedaman, dan Olak adalah hal yang tak jarang dijumpai di kalangan masyarakat.  Anak-anak yang diliputi rasa ingin tahu bertanya-tanya mengapa Om Banus tidak memilih bekerja ke Malaysia, tetapi justru mengabdikan diri dengan pekerjaan yang di mata anaka-anak sangat berat. Percakapan sederhana yang membawa pembaca pada makna pekerjaan dari Om Banus 
“ kita akan menimba kehidupan, anak-anakku. Kita akan bercerita, belajar sabar, dan dikuatkan oleh persatuan, Nak. Di sumur, kita menemukan diri kita bukan lagi satu, tapi menjelma persekutuan yang kuat, sebagaiman satu tetes air yang jatuh dari bibis sumur dan menjadi banyak di dasar sana, anak-anakku. Itu sebabnya, Om ingin jadi penggali sumur.     
 Dari keseharian atau hal yang tampak biasa, penulis seolah turut menarik pembaca dengan gaya cerita yang sangat lugas dan membawa pembaca memhamai cerita lebih dalam. Selain dengan asosiasi yang kuat, juga dengan melawankan dua hal atau lebih yang memang sebenarnya tak persis sama demi menegaskan pesan moral, yakni bagaiman semestinya terjalin relasi antara alam dan manusia.  Aspek spiritual yang terlihat dalam pergulatan batin dari hampir sebagian besar karakter, entah mau ditarik kembali kepada pengalaman traumatis pada masa lalu atau memilih cara hidup baru; entah tetap menjaga tradisi dengan resiko terbilang kolot atau ikut disapu bersama arus moderenisasi yang kian gila. Misalnya dalam cerpen “dua cangkir kopi di hari ulang tahun pernikahan”,  pengalaman trumatis pada masa lalu atau memilih cara hidup baru; entah hidup pada masa lalu atau memilih cara hidup; entah hidup dalam pusara kenangan atau bersedia menatap masa depan yang masih jauh terbentang, entah tetap menjaga tradisi dengan resiko terbilang kolot atau ikut disapu bersama arus moderenisasi yang kian gila. Dimensi iman, yakni bahwa dalam cerita Tuhan dilukiskan paling akhir puncak dari keterarahan manusia, tetapi roh tidak akan pernah berakhir untuk diselami manusia.   
        
3. Isi 
 Penggali sumur 

Judul cerita serta isinya sangat menarik. Menceritakan bagaimana Om Banus menggali sumur-sumur di kampungnya, bagaimana ia begitu mencintai pekerjaannya sebagai seorang pengali sumur, Om Banus juga sumur pandang sebagai seorang yang bijak yang telah menggali sumur di setiap dusun atau 16 sumur yang diceritakan dalam setiao cerpen. Dalam cerita ini digambarkan bagaimana sumur menjadi tempat orang-orang bertemu dan sumur menjadi tempat penuh kenangan bagi Om Banus serta orang-orang kampung. Sumur pertama yang di gali adalah sumur yang penuh kenangan sebab setelah tu warga masing-masing menggali sumur dan cerpen pertama diakhiri dengan Om Banus yang hendak pensiun dari pekerjaanya menggali sumur. 
Menurut saya cerita sangat mnarik sebab alur cerita menggambarkan bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat kecil, namun kekurangan dari cerpen pertama dan menjadi kekurangan untuk buku penggli sumur adalah ada beberapa kata yang hurufnya kurang. 

Komentar

  1. Cerita yang dekat dengan kehidupan masyarakat flores👍

    BalasHapus
  2. Cerita yang sangat menarik,banyak mengandung nilai² kehidupan dalam kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  3. Cerita yang sungguh banyak mengandung nilai positifnya.
    Dari sifat dan typenya om Kobus yang bisa dijadikan ilmu, yaitu
    Tetaplah berkarya dan menciptakan sesuatu yang baik, yang tidak hanya berguna bagi kepentingan diri sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain.

    Jangan dinilai dari segi harganya, tetapi mendapatkan kesan yang baiklah yang kita cari🙏


    Salam,,,

    BalasHapus
  4. Mantap👍

    Cerita yang menarik, mengandung nilai-nilai kehidupan.. semangat terus

    BalasHapus
  5. cerita yg bagus banyak mengandung nilai positif dan bisa memotivasi bagi para pembacanya

    BalasHapus
  6. Dalam cerita tersebut mengajarkan kita untuk selalu bersosialisasi terhadap sesama.

    Mangats terus adik🤭🔥

    BalasHapus
  7. Keren epak,semangat terus dalam menulis😄🤗

    BalasHapus
  8. Cerita yg sangat bagus dan bermanfaat bagi pembaca karna berkat sumur yang digali dapat memenuhi kebutuhan nasyarat setempat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Cerpen "Lelaki Dari Malaysia" Dalam Buku Kumpulan Cerpen Perjalanan Mencari Ayam Karya Armin Bell

Resensi Buku kumpulan Cerpen negri kabut

Review Buku kumpulan cerpen "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya Di Bibirku Dengan Bibirmu?" karya Hamsad Rangkuti